14 June 2012

The Adventure of Mas Timun

 Jaman dahulu kala ada sepasang suami istri yang hidup tanpa anak hingga masa tuanya. Lalu mereka ikut salah satu undian berhadiah di internet. Mereka akhirnya mendaftar di situs itu karena melihat hadiahnya merupakan seorang anak.

 Setelah menanti berhari-hari akhirnya hadiah yang mereka nantikan tiba. Hadiah itu di antar oleh sesosok raksasa hijau. Raksasa itu berkata, jika anak yang merupakan hadiah undian jatuh dijalan.
 Lalu raksasa itu memberikan biji karet sebagai gantinya. Ia berkata akan kembali lagi 23 tahun lagi untuk menukar biji itu dengan seorang anak.
  
  Pasangan suami istri yang kecewa itu akhirnya menanam biji karet pemberian raksasa hijau di kebun belakang mereka. Setelah beberapa hari biji itu tumbuh menjadi sesosok timun. Mereka menamakan mahkluk itu Si Timun.

 Setelah 23 tahun berlalu Timun pun tumbuh. Ia menjadi sosok pemuda yang disegani dikampungnya. Mereka memanggilnya dengan julukan "Mas Timun".
 Pada hari ke-4 saat bulan sabit berada di atas gugusan Ursa Mayor, raksasa hijau itu kembali. Ia meminta kembali biji karet yang dulu ia beri ke pasangan suami istri itu. Tapi mereka menjelaskan bahwa biji karet itu sekarang sudah tumbuh menjadi timun dewasa.

 Sang raksasa pun gusar. Ia meminta Mas Timun untuk ikut dengannya untuk menggantikan biji karet miliknya. Mas Timun pun setuju, tetapi ia ingin berpamitan terlebih dahulu kepada orang tua yang selama ini telah merawatnya.
 Sang kakek lalu memberi Mas Timun sebuah tas yang berisi barang-barang yang akan berguna jika Mas Timun dalam bahaya. Lalu Mas Timun pun pergi bersama raksasa hijau itu.

 Di tengah perjalanan saat sang raksasa buang air besar dibawah pohon beringin disamping tukang es dungdung, Mas Timun melarikan diri. Sang raksasa ternyata melihatnya dan langsung mengejar Mas Timun.
 Saat sedang berlari Mas Timun teringat akan tas yang diberi oleh sang kakek. Lalu melihat ada segenggam rambut, Mas Timun lalu melempar rambut itu. Seketika, rambut itu berubah menjadi rambut pubis lebat yang menyelimuti sang raksasa sehingga ia sulit untuk bergerak.

 Tapi sang raksasa itu berhasil lolos dari lebatnya rambut pubis itu, lalu kembali mengejar Mas Timun. Tak kehabisan akal, Mas Timun lalu merogoh tasnya kembali. Ia menemukan benda aneh yang mirip kotoran. Tanpa pikir panjang, Mas Timun lalu melemparkannya ke arah sang raksasa. Seketika Benda itu menjadi banyak dan menutupi sang raksasa. Karena lapar, sang raksasa pun akhirnya memakan kotoran-kotoran itu dengan lahapnya.

 Merasa telah jauh dengan raksasa, Mas Timun pun beristirahat. Tanpa disadari, sang raksasa telah menghabiskan kotoran-kotoran yang tadinya dilempar Mas Timun dan kembali mengejarnya.
 Mas Timun pun tersentak kaget, lalu ia melemparkan benda selanjutnya, yaitu garam dapur. Seketika, garam itu berubah menjadi lautan sperma yang lengket. Sang raksasa pun berjuang keluar dari kubangan sperma tersebut.

 Sang raksasa pun sekali lagi berhasil keluar dari cairan lengket itu. Mas Timun pun panik. Ia kembali merogoh tas pemberian sang kakek. Lalu ia menemukan benda terakhir yang berada di tasnya. Benda itu adalah terasi cap Putri Duyung. Mas Timun bingung, hendak digunakan untuk apa benda ini. Mas Timun tidak suka dengan terasi cap Putri Duyung karena rasanya sedikit asam. Mas Timun akhirnya memilih untuk melemparkannya ke arah raksasa. Terasi itu pun berubah menjadi lubang dubur yang besar, dan raksasa pun terperosok kedalamnya.

 Raksasa itu meminta tolong dan memberontak, tapi terus tersedot kedalam lubang dubur tersebut. 5 menit kemudian suara sang raksasa pun tak lagi terdengar, mungkin ia telah nyaman disana pikir Mas Timun.
 Mas Timun pun akhirnya kembali ke rumah pasangan suami istri tua itu. Mas Timun pun berjanji akan menjaga mereka sampai waktu yang tidak ditentukan.





From Indonesian Folklore "Timun Mas"

No comments:

Post a Comment